Sabtu, 22 November 2014

IPTEK ( Dalam Daur Ulang Sampah )


A. Pengertian IPTEK
IPTEK adalah akronim dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dimana dari akronim tersebut mempunyai artinya sendiri, baik Ilmu, Pengetahuan, maupun Teknologi.

Ilmu dapatlah dipandang sebagai produk, sebagai proses, dan sebagai paradigma etika.
  1. Ilmu dipandang sebagai proses karena ilmu merupakan hasil dari kegiatan sosial, yang berusaha memahami alam, manusia dan perilakuknya baik secara individu atau kelompok.
  2. Ilmu sebagai produk artinya ilmu diperoleh dari hasil metode keilmuan yang diakui secara umum dan sifatnya yang universal. Oleh karena itu ilmu dapat diuji kebenarannya, sehingga tidak mustahil suatu teori yang sudah mapan suatu saat dapat ditumbangkan oleh teori lain.
  3. Ilmu sebagai paradigma ilmu, karena ilmu selain universal, komunal, juga alat meyakinkan sekaligus dapat skeptis, tidak begitu saja mudah menerima kebenaran.


B. Prinsip Dasar Industri Ramah Lingkungan
                Ramah lingkungan pada dasarnya adalah penerapan konsep “zero waste”, pada pelaksanaanya industri ramah lingkungan diharapkan dalam proses industri melakukan strategi mencegah, mengurangi dan menghilangkan terbentuknya limbah sebagai bahan pencemar lingkungan. Hal tersebut dapat berjalan bila dalam aktivitasnya telah dirancang mulai dari bahan baku, teknologi proses sampai akhir kegiatan adalah ramah lingkungan. Untuk mendukung terlaksananya strategi tersebut diperlukan suatu perubahan yang mendasar dalam hal komitmen serta perilaku pimpinan dan karyawan, penyediaan sarana dan prasarana penunjang dan peningkatan kompetensi SDM. Industri yang menerapkan strategi ramah lingkungan mempunyai tujuan:

1. menciptakan produk yang sehat, aman dan berkualitas.
2. meminimalkan potensi kontaminasi bahan-bahan yang beracun atau berbahaya pada produk.
3. melindungi kesehatan dan keselamatan pekerja.
4. meminimalkan terbentuknya limbah baik dalam jumlah dan toksisitasnya.

                Untuk mencapai kondisi yang ramah lingkungan dalam suatu industry dapat diterapkan 6 (enam) prinsip dasar yaitu Refine, Reduce, Reuse, Recycle, Recovery danRetrieve Energy. Model industri yang menerapkan 6 prinsip tersebut dapat berupa nir limbah (zero waste), produksi bersih (cleaner production), produktivitas hijau (greenproductivity) atau perusahaan hijau (greencompany). Model-model tersebut berupaya untuk meningkatkan produktivitas, menjaga keberlanjutan produksi dengan tetap memelihara kelestarian lingkungan dan kesehatan serta keselamatan pekerja.

1. Refine, adalah penggunaan bahan atau proses yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan atau proses yangada saat ini.
2. Reduce, adalah pengurangan jumlah limbah atau kehilangan bahan dengan optimalisasi proses atau operasional menghasilkan limbah yang mengalami pemborosan. Contoh: mengganti keran atau pipa bocor, memasang alat penangkap ceceran/lelehan.
3. Reuse, adalah pemakaian kembali bahan-bahan atau limbah pada  proses yang berbeda.
4. Recycle, adalah penggunaan kembali bahan-bahan atau sumberdaya  untuk proses yang sama.
5. Recovery, adalah kegiatan pengambilan kembali sebagian material penting dari aliran limbah untuk pemanfaatan ulang dalam proses atau dimanfaatkan untuk proses atau keperluan lain.
6. Retrieve Energy, adalah pemanfaatan limbah untuk digunakan sebagai bahan bakar atau dalam arti yang luas adalah penghematan energi dalam proses produksi.

C. Manfaat Penerapan Strategi Ramah Lingkungan
Beragam manfaat dapat diperoleh perusahaan dengan menerapkan strategi ramah lingkungan. Beberapa manfaat tersebut diantaranya adalah:
1. Sebagai pedoman bagi perbaikan produk dan proses produksi.
2. Efektif dan efisien dalam penggunaan sumberdaya alam dan energi.
3. Mengurangi atau mencegah terbentuknya bahan pencemar atau limbah.
4. Mencegah berpindahnya pencemar dari satu media lingkungan ke media lingkungan lain.
5. Mengurangi resiko terhadap kesehatan dan lingkungan.
6. Mendorong pengembangan teknologi pengurangan limbah pada sumbernya, teknologi bersih dan produk akrab lingkungan.
7. Menghindari biaya clean-up.
8. Meningkatkan daya saing produk di pasar internasional melalui penggunaan teknologi baru dan/atau perbaikan teknologi.
9. Kerjasama yang lebih erat antara pemerintah, agro-industri dan masyarakat.
10. Pengurangan biaya yang tinggi karena penerapan system pengelolaan limbah ujung pipa (end off pipe treatment).

D. Penerapan Teknik Ramah Lingkungan
Penerapan teknik ramah lingkungan pada industri dapat dimulai dengan hal-hal yang mudah dan tidak memerlukan biaya investasi dan secara bertahap dikembangkan sesuai dengan kesiapan perusahaan. Secara garis besar, pilihan penerapan industri ramah lingkungan dapat dikelompokkan dalam 5 (lima) bagian yaitu:

1. Perubahan bahan baku
1.1. Mengurangi atau menghilangkan bahan baku yang mengandung bahan berbahaya dan beracun seperti logam berat, zat pewarna, pelarut.
1.2. Menggunakan bahan baku yang berkualitas dan murni untuk menghindari kontaminasi dalam proses produksi.
1.3. Menggunakan bahan-bahan daur ulang untuk menciptakan pasar bagi bahan-bahan daur ulang.

2. Tata cara operasi dan housekeeping
2.1. Tindakan pencegahan kehilangan bahan baku, produk ataupun energi dari pemborosan, kebocoran dan tercecer dengan cara memasang bendungan/dike untuk menampung tumpahan dari tangki, memasang safety valve, perancangan tangki yang sesuai dan mendeteksi kebocoran.
2.2. Penanganan bahan untuk mengurangi kehilangan bahan akibat kesalahan penanganan seperti bahan telah kadaluarsa.
2.3. Penjadwalan produksi dapat membantu mencegah pemborosan energi, bahan dan air.
2.4. Melakukan koordinasi pengelolaan limbah.
2.5. Memisahkan atau segregasi limbah menurut jenisnya untuk memudahkan pengelolaan kerugian akibat kerusakan peralatan dan mesin.
2.6. Mengembangkan tata cara penanganan dan inventarisasi bahan baku, energi, air, produk dan peralatan.

3. Penggunaan kembali
3.1. Menggunakan kembali sisa air proses, air pendingin, dan bahan lainnya di dalam atau di luar sistem produksi.
3.2. Mengambil kembali bahan buangan sebagai energi.
3.3. Menciptakan kegunaan limbah sebagai produk lain yang dapat dimanfaatkan oleh pihak luar.

4. Perubahan teknologi
4.1. Merubah peralatan, tata letak dan perpipaan untuk memperbaiki aliran proses produksi dan meningkatkan efisiensi.
4.2. Memperbaiki kondisi proses seperti suhu, waktu tinggal, laju aliran,dan tekanan sehingga meningkatkan kualitas produk dan mengurangi jumlah limbah.
4.3. Menghindari penggunaan bahan-bahan B3 (bahan beracun dan berbahaya).
4.4. Menggunakan atau mengatur peralatan seperti motor dan pompa yang lebih hemat energi.
4.5. Menerapkan sistem otomatisasi dapat menghasilkan perbaikan monitoring dan pengaturan parameter operasi untuk menjamin tingkat efisiensi yang tinggi.

5. Perubahan produk
5.1. Merubah formulasi produk untuk mengurangi dampak kesehatan bagi konsumen.
5.2. Merubah bahan pengemasan untuk mengurangi dampak lingkungan.
5.3. Mengurangi kemasan yang tidak perlu.

PENCETAKAN LIMBAH PLASTIK SISTIM INJEK MANUAL


Daur ulang merupakan upaya memanfaatkan kembali barang-barang yang dianggap sudah tidak memiliki nilai ekonomis, melalui prosesfisik maupun kimiawi atau keduanya hingga didapat suatu produk yang dapat dipergunakan dan diperjualbelikan lagi. Produk baru tersebut pada umumnya memiliki kualitas yang lebih rendah karena sudah kehilangan sebagian karakteristik bahannya. Berikut adalah sebagian nama-nama jenis sampah plastik yang biasanya didaur ulang (tabel-1).

Tabel-1 : Jenis-jenis Sampah Plastik yang Didaur ulang


Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan mengurangi ketergantungan bahan baku impor. Pemanfaatan limbah plastik dapat dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse) maupun daur ulang (recycle). Di Indonesia, pemanfaatan limbah plastik dalam skala rumah tangga umumnya adalah dengan pemakaian kembali dengan keperluan yang berbeda, misalnya tempat cat yang terbuat dari plastik digunakan untuk pot atau ember.
Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya dilakukan oleh industri. Secara umum terdapat empat persyaratan agar suatu limbah plastik dapat diproses oleh suatu industri, antara lain limbah harus dalam bentuk tertentu sesuai kebutuhan (biji, pellet, serbuk, pecahan), limbah harus homogen, tidak terkontaminasi, serta diupayakan tidak teroksidasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, sebelum digunakan limbah plastik diproses melalui tahapan sederhana, yaitu pemisahan, pemotongan, pencucian, dan penghilangan zat-zat seperti besi dan sebagainya.
Terdapat hal yang menguntungkan dalam pemanfaatan limbah plastik di Indonesia dibandingkan negara maju. Hal ini dimungkinkan karena pemisahan secara manual yang dianggap tidak mungkin dilakukan di negara maju, dapat dilakukan di Indonesia yang mempunyai tenaga kerja melimpah sehingga pemisahan tidak perlu dilakukan dengan peralatan canggih yang memerlukan biaya tinggi.

2. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan suatu masalah yaitu:
1. Bagaimana sampah plastik dapat didaur ulang dengan biaya yang lebih murah dan tidak bergantung kepada industri besar plastik?
2. Adakah manfaat /keuntungan dari daur ulang sampah plastik sistim manual dilihat dari segi lingkungan dan ekonomi serta dampak positif bagi masyarakat dari sisi angkatan kerja?

3. KELAYAKAN TEKNIS DAN METODOLOGI
Mata rantai pekerjaan daur ulang plastik pada umumnya bermula dari :
1.Pemulung
2.Pengepul
3.Penggilingan bahan daur ulang plastik
4.Pembuatan pelet / biji plastik
5.Pabrik pembuatan peralatan /perabotan.

Rantai 1 hingga 3 sudah banyak dilakukan oleh para pelaku usaha daur ulang, sedangkan rantai 4 dan 5 masih terbatas dilakukan oleh pelaku daur ulang yang bermodal besar. Untuk itu, penerapan teknik pencetakan plastik sistim manual akan dapat mengurangi biaya investasi dan terjangkau oleh para pelaku daur ulang yang bermodal kecil.

Sistim manual pencetakan produk plastik pada dasarnya adalah memanaskan limbah plastik cacahan hingga meleleh dan mencetak dengan memberikan tekanan kepada cetakan yang sudah disediakan kemudian didinginkan. Produk yang dihasilkan tidak akan kalah mutunya dengan produk hasil pencetakan sistim otomatis. Secara skematik. proses manual dibandingkan dengan proses otomatis dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar-1: Perbandingan proses otomatis dan manual pencetakan limbah plastik


4. PROSPEK
Teknologi yang ditawarkan merupakan teknologi sederhana dan terjangkau oleh pelaku daur ulang plastik yang bermodal kecil. Dengan demikian maka diharapkan bahan baku daur ulang tidak harus selalu dikirim ke industri besar yang memerlukan transportasi tambahan tetapi cukup dicetak di tingkat lapak.

Disamping itu, upaya pengolahan limbah plastik menjadi produk yang fungsional dan memiliki daya jual tinggi pada saat ini memiliki prospek yang cukup cerah, apalagi saat ini isu pemanasan global dan kawasan hijau banyak didengungkan masyarakat dunia dan ini mampu menggugah kesadaran masyarakat untuk menghargai bahan-bahan sisa/limbah seperti limbah plastik.

5. MANFAAT EKONOMI
Dampak dari diterapkannya sistim manual pada pencetakan produk plastik disamping mengurangi eksploitasi penggunaan bahan baku murni (virgin material), mata rantai pengolahan limbah plastik juga akan melibatkan banyak pelaku daur ulang atau dengan kata lain dapat menyerap banyak tenaga kerja yang berarti dapat mengurangi beban pengangguran di tanah air.







Referensi :
http://okghiqowiy.blogspot.com/2013/01/ilmu-pengetahuan-dan-teknologi-iptek.html
http://bintangiptek.blogspot.com/2012/07/teknologi-ramah-lingkungan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Daur_ulang
http://aimyaya.com/id/lingkungan-hidup/proses-daur-ulang-limbah-plastik/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar