6
Manusia Dan Penderitaan
6.1 Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata
derita. Kata derita berasal dari bahasa
sansekerta ”dhra” artinya menahan
atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak
menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada
umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang
bermakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan darinya.
Baik dalam Al-Quran maupun kitab suci agama lain
banyak surat dan ayat yang menguraikan tentang penderitaan yang dialami oleh
manusia atau berisi peringatan bagi manusia akan adanya penderitaan. Tetapi
umumnya manusia kurang memperhatikan peringatan tersebut, sehingga manusia
mengalami penderitaan. Dalam surah Al Insyiqoq ayat 6 dinyatakan “manusia ialah
makhluk yang hidupnya penuh perjuangan.” Ayat tersebut harus diartikan, bahwa
manusia harus bekerja keras untuk mendapatkan kelangsungan hidupnya.
Menurut agama penderitaan itu adalah teguran dari
tuhan. Penderitaan ada yang ringan dan berat contoh penderitaan yang ringan
adalah ketika seseorang mengalami kegagalan dalam menggapai keinginannya.
Sedangkan contoh dari penderitaan berat adalah ketika seorang manusia mengalami
kejadian pahit dalam hidupnya hingga ia merasa tertekan jiwanya sampai
terkadang ingin mengakhiri hidupnya.
6.2 Siksaan
Siksaan dapat diartikan sebagai
siksaan badan atau jasmani, dan dapat
juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akibat siksaan dapat menimbulkan
penderitaan.
Dalam kitab suci diterangkan jenis
& ancaman siksaaan yang dialami manusia di akhirat nanti, yaitu siksaan
bagi orang-orang musyrik, syirik, dengki, memfitnah, mencuri, makan harta anak
yatim, dan sebagainya. Antara lain ayat 40 surah Al Ankabut menyatakan :
“masing-masing
bangsa itu kami siksa dengan ancaman siksaan, karena dosa-dosanya. Ada diantara
kami hujani dengan batu-batu kecil seperti kaum Aad, ada yang diganyang dengan
halilintar bergerumuh dahsyat seperti kaum Tsamud, ada pula yang kami benamkan
kedalam tanah seperti Qorun, dan ada pula yang kami tenggelamkan seperti kaum
Nuh.”
Dengan siksaan-siksaan itu, Allah tidak akan menganiaya mereka, namun mereka jualah yang menganiaya diri sendiri, karena dosa-dosanya.
Dengan siksaan-siksaan itu, Allah tidak akan menganiaya mereka, namun mereka jualah yang menganiaya diri sendiri, karena dosa-dosanya.
Siksaan yang
bersifat psikis
1.
Kebimbangan, dialami oleh
seseorang apabila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang
diambil. Bagi orag yang lemah berpikirnya, masalah kebimbangan akan lama
dialami, sehingga siksaan itu berkepanjangan. Tetapi bagi orang yang cepat
mengambil suatu keputusan, sehingga kebimbangan akan cepat diatasi.
2.
Kesepian, dialami oleh seseorang
merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia dalam
lingkungan ramai. Kesepian ini tidak boleh dicampuradukan dengan keadaan sepi
seperti yang dialami oleh petapa yang tempat tinggalnya ditempat yang sepi.
Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dialami oleh
seseorang. Kesepian perlu cepat diatasi agar seseorang jangan terus menerus
merasakan penderitaan batin. Selain mencari kawan, seseorang juga perlu mencari
kesibukan, khususnya yang bersifat fisik, sehingga rasa kesepian tidak
memperoleh tempat dan waktu dalam dirinya.
3.
Ketakutan, merupakan bentuk lain
yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut
dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia.
Ketakutan dapat juga timbul atau dialami seseorang walaupun lingkungannya
ramai, sebab ketakutan merupakan hal yang bersifat psikis. Banyak sebab yang
menjadikan seseorang merasakan ketakutan antara lain :
a)
Claustrophobia&Agoraphobia
Claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup.
Claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup.
Agorophpbia adalah ketakutan yang disebabkan seseorang
berada di tempat terbuka.
b)
Gamang
Merupakan ketakutan seseorang berada ditempat yang tinggi.
Merupakan ketakutan seseorang berada ditempat yang tinggi.
c)
Kegelapan
Merupakan suatu ketakutan seseorang bila ia berada di tempat yang gelap.
Merupakan suatu ketakutan seseorang bila ia berada di tempat yang gelap.
d)
Kesakitan
Merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang dialami.
Merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang dialami.
e)
Kegagalan
Merupakan ketakutan seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan.
Merupakan ketakutan seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan.
Penyebab
seseorang menjadi phobia
Para
ahli medis mempunyai pendapat yang berbeda-beda dan banyak penderita yang
mempunyai teori tentang asal mula dari ketakutan mereka. Kebayakan phobia
dimulai dengan schock emosional atau suatu tekanan pada waktu tertentu,
misalnya pekerjaan baru, kematian dalam keluarga, suatu operasi atau sakit yang serius. Beberapa penderita mengatakan bahwa mereka
memang merasa gelisah dan tertekan sejak masih kecil, tetapi phobia juga dapat
berkembang dalam diri orang-orang yang kelihatannya tenangdan mantap.
Umumnya
ada dua aliran tentang penyebab phobia, ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat
bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu problema psikologis yang dalam,
yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya hilang.
Sebaliknya ahli yang merawat tingkah laku percaya bahwa suatu phobia adalah
problemanya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan
6.3
Kekalutan Mental
Penderitaan batin dalam ilmu
psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan
mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidak mampuan
seseorang menghadipi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan
bertingkah secara kurang wajar.
Gejala-gejala
permulaan pada orang yang mengalami kekalutan mental adalah sebagai berikut :
1.
nampak pada jasmani yang sering
merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung.
2.
nampak pada kejiwaannya dengan
rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
3.
Selalu iri hati dan curiga, ada
kalanya dihinggapi khayalan, dikejar-kejar sehingga dia menjadi sangat agresif,
berusaha melakukan pengrusakan atau melakukan detruksi diri dan bunuh diri.
4.
Komunikasi sosial putus dan ada
yang disorientasi social
5.
Kepribadian yang lemah atau kurang
percaya diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, (
orang-orang melankolis)
6.
Terjadinya konflik sosial – budaya
akibat dari adanya norma yang berbeda antara dirinya dengan lingkungan
masyarakat.
Tahap-tahap
gangguan jiwa :
1.
Gangguan kejiwaan nampak dalam
gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohaninya.
2.
Usaha mempertahankan diri dengan
cam negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara benahan dirinya salah; pada
orang yang tidak menderita gantran kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru
lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan
melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
3.
Kekalutan merupakan titik patah
(mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
4.
Krisis ekonomi yang berkepanjangan
telah menyebabkan meningkatnya jumlah penderita penyakit jiwa, terutama
gangguan kecemasan.
5.
Dipicu oleh faktor
psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya kesalahan dalam proses
pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri dalam memecahkan masalah.
Konflik-konflik di masa kecil yang tidak terselesaikan, perkembangan yang
terhambat serta tiap fase perkembangan yang tidak mampu dicapai secara optimal
dapat memicu gangguan jiwa yang lebih parah.
6.
Faktor sosial atau lingkungan juga
dapat berperan bagi timbulnya gangguan jiwa, misalnya budaya, kepadatan
populasi hingga peperangan. Jika lingkungan sosial baik, sehat tidak mendukung
untuk mengalami gangguan jiwa maka seorang anak tidak akan terkena gangguan
jiwa. Demikian pula sebaliknya. Gangguan jiwa tidak dapat menular, tetapi
mempunyai kemungkinan dapat menurun dari orang tuanya. Namun hal ini tidak
berlaku secara absolut.
Sebab-sebab
timbulnya kekalutan mental :
1.
Kepribadian yang lemah akibat
kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
2.
Terjadinya konflik sosial-budaya
akibat adanya norma yang berbeda antara yang bersangkutan dan yang ada dalam
masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi.
3.
Cara pematangan bathin yang salah
dengan memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial; overacting
sebagai overkompensasi dan tampak emosional.
Proses-
proses kekalutan mental :
1.
Positif, bila trauma (luka jiwa)
yang dialami seseorang, akan disikapi untuk mengambil hikmah dari kesulitan
yang dihadapinya, setelah mencari jalan keluar maksimal, tetapi belum
mendapatkannya tetapi dikembalikan kepada sang pencipta yaitu Allah SWT, dan
bertekad untuk tidak terulang kembali dilain waktu.
2.
Negatif, bila trauma yang dialami
tidak dapat dihilangkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu
tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang dicita-citakan. Penderitaan
berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra
artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan
sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau
lahir batin. Sedangkan perjuangan merupakan usaha manusia untuk keluar dari
penderitaan.
6.4
Penderitaan & Perjuangan
Penderitaan dikatakan
sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa
manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita.
Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai
rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis, ia harus berusaha mengatasi
kesulitan hidupnya. Allah berfirman dalam surat Arra’du ayat 11, bahwa Tuhan
tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha
merubahnya.
Pembebasan dari penderitaaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Kita sebagai manusia hanya bisa merencanakan namun yang Tuhanlah yang yang menentukan hasilnya.
Pembebasan dari penderitaaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Kita sebagai manusia hanya bisa merencanakan namun yang Tuhanlah yang yang menentukan hasilnya.
6.5
Penderitaan, media massa & seniman
Berita mengenai
penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran koran, layar TV, pesawat
radio, dengan maksud agar semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh
penderitaan manusia. Dengan demikian dapat mengunggah hati manusia untuk
berbuat sesuatu. Media massa adalah alat yang paling tepat untuk
mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada
asyarakat luas. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk
menentukan sikap anatara sesama manusia, terutama bagi mereka yang simpati.
Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui
karya seni, sehingga para pembaca dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari
karya tersebut.
6.6
Penderitaan dan penyebabnya
Berdasarkan
sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat dibagi
menjadi 2 bagian sebagai berikut :
a)
Nasip buruk penderitaan ini
karenakan perbuatan buruk manusia yang dapat terjadi dalam hubungan sesama
manusia dan alam sekitarnya. Perbedaan nasip buruk dan takdir adalah jika
takdir di tentukan oleh tuhan sedangkan nasib buruk penyebabnya Karena ulah
manusia itu sendiri. Contohnya : penderitaan yang timbul karena penyakit,
siksaan / azab tuhan. Namun dengan kesabaran dan tawakal dan optimise merupakan
usaha manusia untuk mengatasi penderitaan tersebut.
b)
Kehilangan orang tua, setiap
manusia pasti mencintai orang tuanya dan memiliki hubungan yang erat dengan
keluarganya. Penderitaan ini adalah yang paling sering kita jumpa dan sangat
sedih tentunya .tapi kesedihan Karena penderitaan diharapkan tidak berlarut
larut karena semua manusia yang hidup pasti akan kembali kepada tuhannya.
c)
Kemiskinan , banyak orang yang
mederita karena kemiskinan , merasa tidak pernah cukup dengan apa yang telah ia
punya sehingga mengakibatkan seseorang merasa menderita karena tidak bisa
memiliki sesuatu yang ia inginkan. Ini di karena kan kurangnya rasa syukur
manusia atas apa yang telah di berikan oleh tuhan.
d)
Bencana, tidak ada seorang pun
yang dapat menghindari bencana yang tuhan berikan. Bencana bisa kapan saja
dating dan menimpa siapa saja bahkan seringkali mengakibatkan kehilangan
anggota keluarga. Trauma batin yang diakibatkan karena bencana juga sulit di
sembuhkan.
6.7Pengaruh
Penderitaan Terhadap Kelangsungan Hidup Manusia
Penderitaan mungkin
akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang
timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative
misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh
diri. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa
hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari
penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan.
Orang yang merasa dirinya menderita akan mendapat tekanan dari dalam jiwanya dan rasa malu. Tak jarang banyak manusia yang ingin mengakhir hidupnya karena tidak kuat menopang siksaan dalam hidupnya. Ini terjadi di karenakan kekalutan mental. Kekalutan mental merupakan suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami kekacuan dan kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya.
Gejala- gejala permulaan pada orang yang mengalami kekalutan mental sebagai berikut :
Orang yang merasa dirinya menderita akan mendapat tekanan dari dalam jiwanya dan rasa malu. Tak jarang banyak manusia yang ingin mengakhir hidupnya karena tidak kuat menopang siksaan dalam hidupnya. Ini terjadi di karenakan kekalutan mental. Kekalutan mental merupakan suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami kekacuan dan kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya.
Gejala- gejala permulaan pada orang yang mengalami kekalutan mental sebagai berikut :
a.
Fisiknya sering merasa pusing,
sesak napas, demam dan nyeri pada lambung.
b.
Jiwanya sering menunjukkan rasa
cemas, ketakutan, patah hati, apatis (kurangnya emosi, motivasi, atau
antusiasme).
Terkadang kekalutan mental bisa berujung pada gangguan jiwa dikarenakan kepribadiaan yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna sehingga orang tersebut merasa rendah diri.
Terkadang kekalutan mental bisa berujung pada gangguan jiwa dikarenakan kepribadiaan yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna sehingga orang tersebut merasa rendah diri.
Daftar Pustaka
http://www.slideshare.net/akymalhabsy/ilmu-budaya-dasar-23600848
Tidak ada komentar:
Posting Komentar